Monthly archives: April 2017

Inter Milan Sodorkan Cek Kosong Untuk Diisi Sendiri Oleh Diego Simeone

Inter Milan kembali harus gigit jari soal Diego Simeone. Dilaporkan Marca, pelatih Atletico Madrid itu kabarnya menolak cek kosong yang ditawarkan I Nerazzuri kepadanya.

Cek kosong diberikan dengan harapan Simeone mau menuliskan berapa gaji yang diinginkannya. Belakangan, Inter Milan semakin ngotot mengejar Simeone setelah mereka gagal menggoda Antonio Conte dengan bayaran selangit.

Namun, Marca kembali menyebutkan perwakilan Simeone telah bertemu Direktur Olahraga Inter Milan, Piero Ausilio, untuk menolak proposal perekrutan Simeone.

Simeone memang memiliki kedekatan emosional dengan Inter Milan. Ia pernah membela I Nerazzuri di rentang tahun 1996-1999. Kala itu, ia direkrut Inter dari Atletico Madrid seharga 6 juta euro. Namun ia kembali lagi ke Atletico pada 2003.

Pelatih berusia 46 tahun itu pernah menyatakan akan melatih Inter Milan suatu saat, tapi tidak diketahui kapan saat yang ia maksud.

Jika gagal mendapatkan Simeone, Inter sudah menyiapkan target yang lain sebagai alternatif. Antara lain pelatih AS Monaco Leonardo Jardim, pelatih Sevilla Jorge Sampaoli, dan pelatih AS Roma Luciano Spalletti. Yang disebutkan terakhir ini menjadi target paling realistis bagi Inter.

Kontrak pelatih berkepala plontos itu di Roma akan segera habis akhir musim ini. Spaletti pun berulangkali menolak untuk membahas perpanjangan kontrak dengan AS Roma sampai kompetisi musim ini berakhir. Spalletti dikabarkan semakin frustrasi di Roma karena gagal mempersembahkan gelar.

Bagi Inter, Spalletti adalah sosok yang pantas menggantikan Stefano Pioli. Pengalaman yang dimiliki Spalletti diyakini menjadi dasar pertimbangan Inter.

Pelatih berusia 58 tahun itu sudah melatih sejak 1994. Ia antara lain pernah menukangi Empoli, Udinese, Sampdoria, dan Zenit Saint Petersburg. Sedangkan kepelatihannya di AS Roma saat ini merupakan yang kedua kalinya. Ia juga pernah melatih Serigala Ibu Kota pada 2005-2009.

Source: 7up2

Bursa Transfer Pemain, MU dan Real Transaksi Senilai Rp 3,825 Triliun

Manchester United dan Real Madrid menghiasi pemberitaan terkait bursa transfer pemain untuk musim panas tahun ini. Total, duo raksasa tersebut bakal terlibat dalam minimal transaksi 225 juta pounds atau sekitar Rp 3,825 triliun.

Angka itu didapat dari perhitungan tiga pemain yang terlibat dalam perseteruan Real Madrid dan Manchester United. Trio tersebut adalah Kylian Mbappe, Antoine Griezman dan Andrea Belotti.

Real Madrid mengincar Kylian Mbappe dengan rencana anggaran sebesar 85 juta pounds atau sekitar Rp 1,275 triliun. Angka tersebut belum termasuk tambahan bonus jika Mbappe bisa tampil brilian dan mempersembahkan trofi juara bagi Real Madrid.

Tawaran Real Madrid menjadi langkah konkret guna menjegal rencana Manchester United dan Barcelona, yang juga berminat mendatangkan pemain berusia 18 tahun tersebut. Mbappe menjadi magnet tersendiri setelah tampil brilian bersama AS Monaco di pentas Liga Champions 2016-2017.

Karakter permainan yang eksplosif menjadi nilai tambah bagi Mbappe. Tak heran jika kemampuan itu dianggap sangat cocok dengan keinginan Zinedine Zidane, Jose Mourinho dan tradisi tiki-taka ala Barcelona.

Manchester United tak kalah gertak. Manajemen Setan Merah sudah menyiapkan dana transfer sebesar 170 juta pounds atau sekitar Rp 2,55 triliun. Manchester United bakal menggunakan anggaran sebesar itu untuk merayu Atletico Madrid agar bisa melepas Antoine Griezmann, dan membujuk Torino agar menyerahkan bomber Andrea Belotti.

Bagi Manajer Manchester United, Jose Mourinho, kehadiran Griezmann dan Belotti akan menjadi senjata luar biasa bagi Setan Merah guna mengarungi musim depan. Setidaknya, Belotti bisa diplot sebagai pengganti Zlatan Ibrahimovic. Griezmann, sesuai kemampuan , bisa digunakan untuk ‘menyingkirkan’ Wayne Rooney.

Setelah tiga nama tersebut, Real Madrid dan Manchester United tersangkut nama James Rodriguez. Sang gelandang serang mengakui, dirinya sudah siap pergi ke Manchester United jika pelatih Real Madrid, Zineidine Zidane, tak memberi waktu bermain lebih banyak lagi.

Real Madrid dan Manchester United juga dikaitkan dengan keinginan bertukar pemain. Real Madrid berharap bisa mendatangkan kiper David De Gea. Barcelona, seperti diinginkan Jose Mourinho, ingin meempatkan Alvaro Morata dan James Rodriguez, sebagai bahan pertukaran bisnis.

Source: 7up2

Bobotoh Persib Bandung Ingin Dilatih Kiatisuk Senamuang

Belakangan ini akun Instagram Kiatisuk Senamuang ramai dikunjungi bobotoh Persib Bandung. Tidak sekadar melihat-lihat koleksi foto yang diunggah mantan pelatih timnas Thailand itu, para bobotoh juga meninggalkan “jejak” dengan menyuarakan komentar mereka pada beberapa postingan Kiatisuk Senamuang.

Hingga Kamis (27/4/2017) siang, mayoritas mereka yang menulis di bagian komentar postingan, meminta Kiatisuk Senamuang merapat ke Persib, jadi pelatih tim kesayangan mereka.

“Please join to Persib”, “welcome to Persib”, “om Persib om”, jadi sebagian komentar bobotoh dalam Instagram Kiatisuk.

Menariknya, banyak juga yang tidak setuju dengan keinginan rekan sesama bobotoh. Mereka yang memakai tagar #InDjanurWeTrust, menghardik keinginan itu dengan berujar tidak selayaknya bobotoh “mengemis” meminta Kiatisuk ke Persib.

Alhasil, terjadi perdebatan kecil dalam postingan Kiatisuk Senamuang, yang sampai sekarang justru tidak mendapatkan respons apapun dari sang empunya akun.

Keinginan sebagian bobotoh agar Kiatisuk Senamuang jadi pelatih anyar Persib tentu sah-sah saja menyusul performa tim kesayangan yang dianggap belum meyakinkan pada dua laga awal di Liga 1 2017 kendati manajemen sudah mendatangkan beberapa pemain bintang termasuk Michael Essien sebagai marquee player.

Persib ditahan 0-0 Arema di partai pembuka Liga 1 di Stadion GBLA dan bermain 2-2 saat melawat ke kandang PS TNI. Saat laga kontra PS TNI itu, bobotoh juga sempat geram karena menilai pelatih Persib saat ini, Djadjang Nurdjaman, melakukan blunder yang memicu munculnya hashtag atau tagar #djanurout di jejaring sosial.

Kalangan bobotoh yang menginginkan manajemen melepas Djadjang Nurdjaman, melihat Kiatisuk Senamuang sebagai sosok pas untuk melatih tim kesayangan. Buat publik sepak bola Indonesia, Kiatisuk Senamuang memang bukan sosok asing karena ia sudah dikenal sejak berstatus sebagai pemain timnas Thailand hingga jadi pelatih The War Elephant, julukan timnas Thailand.

Pengalaman dan berbagai prestasi yang dipersembahkan Kiatisuk Senamuang menarik perhatian para bobotoh sehingga kerja sama Persib dengan Kiatisuk dianggap bisa berujung pada hasil positif untuk klub. Apalagi, pelatih 43 tahun itu dalam status menganggur pasca mundur dari kursi pelatih timnas Thailand.

Namun, sejumlah bobotoh yang menginginkan Persib dilatih Kiatisuk Senamuang bisa jadi akan patah hati karena sang pelatih beberapa waktu lalu sudah menegaskan untuk sementara masih ingin beristirahat dari dunia kepelatihan.

“Tidak, dia tidak ada pembicaraan dengan tim mana pun saat ini. Sekarang dia hanya bekerja sendiri dan belum menerima tawaran dari pihak mana pun,” kata Asarapa Senamuang, istri Kiatisuk Senamuang menjawab kabar terkini sang suami.

Asarapa Senamuang, seperti dilansir dari media-media terbitan Malaysia belum lama ini, menambahkan suaminya belum tertarik menangani tim dalam waktu dekat.

Source: 7up2

Piala Dunia 2018, FIFA Gunakan Teknologi Video Hawk Eye

Presiden FIFA Gianni Infantino mengonfirmasi penggunaan teknologi Video Assistant Referee (VAR) akan digunakan pada Piala Dunia 2018 di Rusia.

VAR hanya dapat meninjau kejadian yang berkaitan dengan gol, kartu merah, kesalahan mengenali pemain, dan keputusan penalti.

“Kami akan menggunakan wasit video karena kami selalu menerima tanggapan positif sejauh ini,” ujar Gianni Infantino.

Bantuan video diperkenalkan untuk pertama kalinya di Piala Dunia Antarklub di Jepang pada Desember tahun lalu. Teknologi itu juga digunakan untuk memperbaiki dua keputusan saat Spanyol mengalahkan Prancis dalam pertandingan persahabatan bulan lalu, serta dalam pertandingan persahabatan Prancis melawan Italia pada September 2016.

Sistem ini telah diuji di beberapa liga domestik, dengan A-League Australia menjadi kompetisi tingkat atas pertama yang menggunakan teknologi itu awal bulan ini. VAR juga bisa digunakan di sepak bola Inggris segera setelah Agustus mendatang.

FA awalnya mengatakan bahwa teknologi tersebut dapat diujicobakan di Piala FA pada Januari 2018, tapi mungkin akan dimulai dari babak pertama Piala EFL.

Teknologi video banyak dibicarakan belakangan ini, terutama setelah klub raksasa Jerman Bayern Munich disingkirkan Real Madrid di babak perempat final Liga Champions dengan agregat 6-3.

Pada pertandingan leg kedua di Stadion Santiago Bernabeu, Bayern Munich dinilai kebobolan oleh dua gol offside Cristiano Ronaldo. Pelatih Bayern Carlo Ancelotti mengatakan bahwa teknologi video harus segera diterapkan karena timnya dirugikan kesalahan pengamatan wasit di pertandingan tersebut.

Kesalahan mengenali pemain oleh wasit juga bisa diantisipasi dengan teknologi video. Dalam pertandingan Arsenal melawan Chelsea beberapa musim lalu, wasit Andre Marriner mengeluarkan kartu merah untuk pemain yang salah, di mana ia mengira Kieran Gibbs yang menyentuh bola dengan tangannya di kotak penalti, padahal sebenarnya Alex Oxlade Chamberlain.

Teknologi video seperti ini telah lama diterapkan di olahraga lain, seperti basket di Amerika Serikat. Di sana wasit bisa memantau dari rekaman tayangan ulang sebelum membuat keputusan krusial yang bisa mengubah jalannya pertandingan.

Source: 7up2

Cesc Fabregas Pecahkan Rekor Legendaris Frank Lampard

Gelandang Chelsea, Cesc Fabregas, memecahkan torehan historis milik Frank Lampard ketika timnya menang 4-2 atas Southampton pada laga pekan ke-34 Premier League, di Stadion Stamford Bridge, Selasa (25/4/2017).

Cesc Fabregas tampil gemilang selama 90 menit bergulirnya pertandingan tersebut. Sang pemain merupakan aktor di balik gol yang dicetak Diego Costa pada menit ke-53.

Itu merupakan assist ke-103 bagi Cesc Fabregas selama kiprahnya di pentas Premier League. Alhasil, saat ini sang pemain berhasil melewati torehan Frank Lampard yang merupakan pencetak assist terbanyak (102) sepanjang masa di Chelsea sebelumnya.

Hal itu pun membuat Cesc Fabregas menduduki peringkat kedua dalam daftar pencetak assist terbanyak sepanjang masa Premier League. Torehan tersebut hanya kalah dari legenda Manchester United, Ryan Giggs (162).

Meski terpaut 59 assist dari Giggs, Fabregas diprediksi berpeluang besar memecahkan rekor tersebut. Anggapan itu didasari usia sang pemain saat ini, yakni 29 tahun.

Cesc Fabregas tercatat menggelontorkan 33 assist selama tiga musim berseragam Chelsea. Sementara itu, 70 assist lainnya ditorehkan gelandang Spanyol tersebut ketika masih membela Arsenal pada 2004 sampai 2011.

Berikut ini pencetak assist terbanyak sepanjang masa Premier League

1. Ryan Giggs (162 assist)

2. Cesc Fabregas (103 assist)

3. Frank Lampard (102 assist)

4. Wayne Rooney (101 assist)

5. Dennis Bergkamp (94 assist)

Source: 7up2

Ini Deretan Klub Dengan Pemain-Pemain Muda Berbakat

Sepak bola dewasa ini memang mulai berubah. Banyak klub yang memilih jalan instan untuk meraih kesuksesan di liga domestik atau Eropa.

Misalnya saja Manchester United. Mereka mulai mengubah tradisi klub yang biasanya memercayakan pemain muda. Deretan nama-nama Paul Scholes, Ryan Giggs, Nicky Butt, hingga David Beckham, tampaknya tak lagi bisa diciptakan Red Devils.

Memang ada nama Marcus Rashford, tapi dalam beberapa musim terakhir, tak bisa terelakkan kalau MU mulai rajin belanja pemain sepak bola baru.

Paul Pogba jadi contoh yang sering dibahas. Pemain Prancis itu memang lulusan akademi MU, tapi disia-siakan dan malah jadi lumbung uang bagi Juventus yang kecipratan 90 juta euro hasil penjualannya kembali.

Akan tetapi, kondisi itu tak dilakukan oleh beberapa klub di bawah ini. Mereka bahkan terbukti sukses merangsek ke papan atas meski dengan pemain muda.

Siapa saja klub sepak bola dengan skuat muda fantastis? Berikut daftarnya.

5. Borussia Dortmund

Setelah memenangi dua gelar Bundesliga berturut-turut sebelum dominasi Bayern Munchen, Borussia Dortmund telah gagal membangun kembali sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan, baik di Jerman maupun Eropa. Tiga kegagalan berturut-turut di DFB-Pokal juga tidak membantu.

Bayern Muenchen juga berkali-kali mencuri pemain terbaiknya. Meskipun tidak mungkin menyalahkan Mats Hummels karena memilih pulang kampung, Die Borussen juga harus rela melihat Henrikh Mkhitaryan pindah ke Manchester United setelah musim terbaiknya di Dortmund dengan 11 gol dan 15 assist di liga.

Akan tetapi, Thomas Tuchel telah membangun kembali kekuatannya di masa depan. Dia diam-diam mendatangkan sejumlah pemain skuat mudanya, seperti, Ousmane Dembele (19) dan Raphael Guerreiro (23) dari Ligue 1. Penandatanganan Marc Bartra (26) dalam pertahanan dan Andre Schurrle (26) pada sisi serangan juga menambahkan beberapa pengalaman ke skuat.

Dembele adalah salah satu wonderkid paling menarik di Eropa musim ini dan sudah memiliki 11 assist, tertinggi kedua di Bundesliga. Dia didukung oleh Julian Weigl (21) di lini tengah, yang akurasi lulusnya hampir 90 persen, dan pemain ajaib Amerika, Christian Pulisic (18), yang memiliki tiga gol dan enam assist di liga. Jangan lupakan Emre Mor (19) di sayap.

Matthias Ginter (23) dan Guerreiro juga tampil di lini pertahanan dan lini tengah. Masa depan terlihat bagus di Westfalenstadion dengan Mahmoud Dahoud (21) tiba di klub dan Alexander Isak (17) bersiap untuk memainkan lebih banyak sepak bola tim pertama di bawah Tuchel musim depan.

4. OGC Nice

Sudah puluhan tahun rasanya tak melihat OGC Nice berjaya di Ligue 1. Gelar liga terakhir mereka terakhir tercipta pada 1959, gelar keempat dalam delapan tahun di masa dominasi terakhir mereka di Prancis.

Pada 2014-15, Nice menyelesaikan musim di posisi 11. Musim lalu terlihat kebangkitan di mana mereka berada di urutan keempat dan lolos ke Liga Europa. Musim ini, mereka diyakini akan menyelesaikan musim di posisi tiga besar, memastikan tempat di Liga Champions musim depan, baik di babak grup atau kualifikasi.

Mario Balotelli (26) mungkin telah mencuri semua berita utama musim ini berkat 13 gol liga. Namun, Manajer Lucien Favre pantas mendapat banyak pujian karena menaruh kepercayaan pada anak muda yang telah bersinar di liga.

Kiper Yoan Cardinale (23) telah memainkan semua laga kecuali dua pertandingan liga. Sementara fleksibilitas Ricardo Pereira (23) dan Dalbert (23) telah memungkinkan Favre untuk menggunakan mereka baik sebagai bek tengah atau bek sayap

Wylan Cyprien (22) yang didatangkan dari klub Ligue 2, Lens masuk ke peran lini tengah. Lantas ada Vincent Koziello (21) yang memiliki akurasi umpan 92 persen.

3. RB Leipzig

Pada 2013-14, RB Leipzig merayakan promosi dari tingkat ketiga ke tingkat kedua sepak bola Jerman. Musim lalu, mereka sukses finis di urutan kedua dan mendapat promosi ke Bundesliga. Tahun ini, mereka menduduki puncak klasemen Bundesliga selama tiga minggu.

Bermain seperti Leicester City menjadi sangat fashionable akhir-akhir ini. Namun klub tersebut belum diterima di sebagian besar lapangan Bundesliga berkat sponsor yang sangat berbeda dengan cara klub-klub yang dikelola komunitas lainnya di negara ini.

Ralph Hasenhuttl datang pada musim panas lalu mengubah skuat Leipzig. Tim tersebut tidak terkalahkan dalam 13 pertandingan pertama yang membuat mereka berada di puncak klasemen sebelum kalah dari FC Ingolstadt dan Bayern Muenchen.

Banyak keberhasilan mereka berkat dari Timo Werner (21) yang telah memimpin mencetak 17 gol sejauh ini di liga. Dia belum meraih hattrick musim ini tapi sangat konsisten. Dia juga pemain termuda di antara 10 pencetak gol terbanyak di Bundesliga musim ini.

Naby Keita (22) di lini tengah dan Marcel Sabitzer (23) menjadi motor serangan. Bernardo (21) di bek kanan juga telah menjadi bagian integral serta Werner Yussuf Poulsen (22) juga tidak dapat diabaikan.

Setelah lolos ke Liga Champions, Leipzig menghirup udara segar di liga. Mereka akan mendapatkan kucuran dana tambahan untuk makin menguatkan tim musim depan.

2. Tottenham Hotspur

Sebelum kedatangan Mauricio Pochettino di White Hart Lane, Tottenham Hotspur hanya nomine saja untuk lolos ke Liga Champions. Mereka selalu terdorong keluar entah itu di akhir musim atau tengah-tengah.

Bermain di Eropa telah cukup banyak membuktikan kualitas Hotspur kepada rival sekota, Arsenal, dalam dua dekade terakhir. Namun Spurs bisa menjadi satu-satunya tim London utara yang bisa bersaing di Liga Champions musim depan. The Lilywhites saat ini berada di posisi kedua di Liga Inggris dan bahkan bisa mengancam Chelsea dalam perebutan juara.

Kekalahan di semifinal Piala FA dari The Blues memastikan satu trofi tidak akan menuju ke White Hart Lane. Tapi Pochettino sekarang dapat fokus ke liga dengan skuat yang telah dibentuk dan asuh selama dua musim terakhir.

Pemimpin pasukan di depan adalah Harry Kane (23) yang kini mencetak setidaknya 20 gol dalam tiga musim berturut-turut di Liga Inggris. Hasil itu menempatkannya di liga yang sama dengan Alan shearer, Thierry Henry dan Ruud van Nistelrooy.

Rekan sejawat alias partnernya, Dele Alli (21) baru-baru ini meraih penghargaan PFA Young Player of the Year untuk tahun kedua. Banyak yang berpendapat dia pantas dinominasikan untuk penghargaan Pemain Terbaik Tahun Ini dengan 16 gol dan lima assist-nya.

Eric Dier (23) juga jadi kartu truf bagi Pochettino. Dia bermain dengan fleksibel di lini pertahanan atau tengah. Belum lagi nama-nama seperti Christian Eriksen (25) dan Son Heung-Min (24). Pemain tertua di XI terbaik mereka adalah kiper Hugo Lloris yang baru berumur 30 tahun.

1. AS Monaco

Sebagian besar masyarakat sepak bola Prancis bersukacita menyusul bangkitnya dua klub untuk menantang Paris Saint-Germain, OGC Nice, dan AS Monaco. Tidak lagi didanai oleh pemilik kaya, Monaco harus mengubah taktik agar sesuai dengan pengeluaran mereka dan Leonardo Jardim adalah orang yang terpilih untuk menerapkan filosofi baru di klub tersebut.

Dia perlu membangun sebuah tim tanpa melonggarkan dompet tebal dan nyatanya itu berhasil. Kedatangan Benjamin Mendy (22) yang dibeli dari Marseille jadi awal. Lalu menyusul Tiemoue Bakayoko (22) yang jadi sentral dengan rataan interceptions tertinggi di liga.

Perannya telah menjadi kunci untuk membebaskan Fabinho (23) dalam serangan. Striker asal Brasil itu memiliki sembilan gol dan empat assist di liga. Thomas Lemar (21) dan Bernardo Silva (22) juga sangat menarik untuk disaksikan. Kelincahan dua pemain ini melengkapi Joao Moutinho di belakang striker.

Akhirnya, di depan ada pemain muda paling menarik Eropa saat ini Kylian Mbappe (18). Remaja tersebut memiliki dunia di kakinya dengan 23 gol di semua kompetisi sejauh ini.

Monaco berada di posisi teratas sejak Ligue 1 kembali setelah liburan musim dingin. PSG memang masih mengintai, tapi pasukan Jardim ini masih memiliki satu pertandingan di tangan. Terlebih lagi, mereka berada di semifinal Liga Champions dan Coupe de France.

Source: 7up2

Ini Deretan Pemain Bola yang Paling Dibenci

Dalam sepak bola, seorang pemain bisa punya dua risiko: disukai atau malah dibenci. Pemain yang dibenci, biasanya punya kontroversial dan gaya main yang tak biasa.

Hal itulah yang berlaku kepada lima pemain berikut. Dalam sepak bola modern seperti saat ini, si pemain wajib punya adaptasi yang cepat.

Salah sedikit, mereka akan langsung jadin cercaan fans. Ingat Rafael Benitez di Chelsea? Sukses bersama Liverpool tak membuat pelatih asal Spanyol ini diterima di Chelsea.

Benitez dibenci karena pernah menjelek-jelekkan Chelsea sewaktu bersama Liverpool. Gaya permainan yang diterapkan juga tak sesuai dengan kriteria sepak bola modern, yakni berpaku kepada seorang striker di depan.

Itu pelatih, bagaimana dengan pemain? Lima pesepak bola di bawah ini bisa dibilang tak disukai karena tak sesuai dengan kultur sepak bola modern. Berikut daftarnya:

5. Giorgio Chiellini

Bek Italia ini sangat dihormati oleh penggemar di seluruh dunia. Namun, bukan itu yang membuatnya tak disukai. Gaya bermainnya yang menghalalkan segala cara itulah biang keladinya.

Chiellini acap melakukan apapun untuk menjaga teritorialnya. Baik itu menendang, berteriak, dan tak terima kalau diganjar hukuman dari wasit.

Saksikan pertandingan Juventus, dan Anda bisa yakin soal ini. Dia pasti akan membuat pelanggaran pada lima menit kpertama.

4. Diego Costa

Mirip dengan Chiellini, reputasi Diego Costa dalam permainan adalah pemain yang mengerikan dan mudah tersinggung di lapangan. Tidak seperti beberapa pemain lain, kehidupan Costa di luar lapangan sebenarnya relatif tenang.

Entah itu hampir mematahkan kaki Adrian, menggoreskan wajah dan leher Gabriel atau mengalami perseteruan yang terus berlanjut dengan pemain Manchester United Marcos Rojo. Banyak yang akan setuju bahwa Costa adalah striker mematikan, salah satu yang terbaik di Liga Inggris. Tapi, tidak dengan karakternya,

Fans suka membenci Costa karena seperti karikatur pemain sepak bola yang jahat, dan mereka sangat senangmencemoohnya setidaknya sampai dia muncul dengan sebuah gol untuk Chelsea. Dia bisa menjadi pria yang baik, tapi di lapangan sepak bola, striker Spanyol itu adalah salah satu yang paling tidak disukai dan paling dibenci di Liga Inggris.

3. Pepe

Selama bertahun-tahun, Pepe telah dianggap sebagai pemain kotor yang membenci orang di lapangan. Bek asal Portugal itu telah menendang lawannya di kepala, menyikut, untuk mengamankan daerahnya.

Meskipun sukses bersama Porto, Real Madrid dan Portugal, Pepe pada umumnya dibenci karena sebagai salah satu pemain paling kotor. Saat melawan Barcelona Pepe selalu bertingkah yang bahkan hampir mematahkan kaki Dani Alves di semifinal Liga Champions.

Namun, yang membuat lebih buruk lagi adalah Pepe tahu persis apa yang sedang dilakukannya. Pertunjukan kekerasan dan aktingnya adalah apa yang membuatnya menjadi pemainnya dan sampai saat ini.

4. Joey Barton

Joey Barton adalah salah satu individu yang paling tidak disukai dalam sejarah Liga Inggris karena betapa agresifnya di lapangan. Dikenal karena masalahnya dan di luar lapangan, Barton telah mendapatkan reputasinya sebagai pemain keras sepak bola Inggris.

Daftar pelanggarannya segudang. Dia pernah meninju Morton Gamst Pedersen dari Blackburn Rovers, hampir mematahkan kaki Xabi Alonso, atau pelanggaran di lapangan termasuk menghentikan rokok di mata rekan setimnya.

Dibutuhkan tipe orang khusus untuk menjinakkan gaya bermainnya yang keras itu. Terlepas dari kemampuan sepak bolanya, Barton telah memiliki karier terhormat di sepak bola Inggris.

5. John Terry

Meskipun kariernya bak legenda Chelsea, tapi dia telah menjadi salah satu individu yang paling dibenci dalam sejarah sepak bola Inggris. Tidak ada yang bisa membantah bahwa Terry telah menjadi salah satu bek terbaik di Liga Inggris.

Namun, gaya hidup dan tindakannya telah menyebabkan dia menjadi seseorang yang dicari kesalahannya. Di lapangan, bek Inggris itu menempa reputasi sebagai bek tanpa omong kosong dan contoh bagi pemain muda.

Namun, Terry pernah berprilaku buruk. Contohnya saat pelanggaran dugaan rasialnya terhadap bek QPR, Anton Ferdinand. Ada beberapa kali di mana Terry dituduh telah menipu pacar/istrinya, termasuk dengan seorang anak berusia 17 tahun, dan dengan mantan rekan setimnya, pacar Wayne Bridge saat itu.

Source: 7up2

Bastian Schweinsteiger Rayu Ibrahimovic Main di MLS

Bastian Schweinsteiger percaya bahwa mantan rekannya di Manchester United, Zlatan Ibrahimovic, sudah waktunya melanjutkan karir di Amerika Serikat.

Sang pemenang Piala Dunia meninggalkan Old Trafford bulan lalu untuk bergabung dengan Chicago Fire dan sudah mencetak dua gol dalam empat laga.

Masa depan Ibrahimovic di United masih dipenuhi tanda tanya dan ia mungkin sudah memainkan laga terakhirnya di tim, usai mengalami cedera ligamen lutut ketika melawan Anderlecht pekan lalu.

Pemain Swedia mencetak 28 gol di musim perdananya di MU dan Schweini merasa ini waktu yang tepat bagi sang bomber untuk pindah ke MLS.

“Pastinya. Pemain seperti dia akan memainkan peran penting di liga ini. Dia sosok yang amat profesional dan benar-benar memberikan anda kualitas di atas lapangan,” tutur Schweinsteiger di Sport1.

“Dia mungkin sedikit eksentrik dan kadang dia melakukannya dengan sengaja, namun sebagai pesepakbola, dia benar-benar salah satu terbaik yang pernah bermain bersama saya.”

“Dia benar-benar punya visi yang bagus dan itu membuat saya terkesan.”

Source: 7up2

Kalah di El Clasico, Peluang Juara La Liga Madrid Makin Kecil

Kekalahan kandang pada el clasico menjadi pertanda buruk bagi perjuangan Real Madrid merebut takhta La Liga musim ini.

Real Madrid tercatat dua kali gagal merebut titel La Liga setelah dikalahkan Barcelona di kandang sendiri.

Pengalaman pahit terakhir terjadi musim 2013/2014. Los Blancos menyerah 3-4 pada jornada 29. Real Madrid kemudian mengakhiri kompetisi di urutan ketiga, di belakang Barcelona dan sang juara Atletico Madrid.

Hal serupa dirasakan pada 2009/2010. Mereka dibungkam Barcelona 0-2 pada jornada 31. Real Madrid akhirnya bertengger di peringkat kedua, tiga nilai di belakang El Azulgrana yang merebut mahkota.

Kini Real Madrid khawatir peristiwa sama terulang musim ini. Mereka menyerah 2-3, Senin (24/4/2017) dinihari WIB. Hasil tersebut membuat pasukan Zinedine Zidane disalip Barcelona pada klasemen sementara.

Mereka kalah rekor pertemuan melawan Lionel Messi dan kawan-kawan setelah bermain 1-1 di Camp Nou, Desember 2016. Namun, Los Blancos memiliki poin sama dengan Barcelona dan mengantongi tabungan satu pertandingan.

Kali terakhir Real Madrid dikalahkan Barcelona di Estadio Santiago Bernabeu terjadi pada 1975/1976. Mereka takluk 0-2 namun memimpin lima angkat atas musuh bebuyutan di klasemen. “Masih ada enam laga bagi kami untuk membalikkan keadaan,” kata Zidane, dikutip Marca.

Source: 7up2

Real Madrid Perpanjang Isco dan Buang James Rodriguez

Keputusan manajemen Real Madrid untuk memperpanjang kontrak Isco Alarcon membuat nasih James Rodriguez semakin tidak jelas. Pemain asal Kolombia tersebut kemungkinan besar akan dilepas Los Blancos pada bursa transfer musim panas 2017.

Penampilan impresif yang ditunjukkan Isco membuat manajemen Real Madrid tergugah.Pemain berusia 25 tahun tersebut telah membuktikan diri kalau ia pantas dipertahankan klub setelah kerap menjadi inspirasi kemenangan Los Merengues.

Manajemen akan menawarkan kontrak anyar kepada Isco sebagai hadiah dari determinasi yang ditunjukkan sang pemain. Kontrak baru tersebut akan membuat Isco bertahan di Santiago Bernabeu hingga Juni 2022.

Keputusan manajemen untuk memperpanjang kontrak Isco membuat James Rodriguez harus siap gigit jari. Pemain asal Kolombia tersebut hampir dipastikan terbuang dari Real Madrid pada musim panas mendatang.

Real Madrid lebih memilih mempertahankan Isco dan Marco Asensio daripada James Rodriguez. Marco Asensio bahkan disebut memiliki peluang untuk menggeser Gareth Bale berkat aksi positif yang ia perlihatkan.

Berdasarkan kabar yang dilansir dari Marca, Isco akan menerima bayaran sebesar 6 juta euro (Rp 87,18 miliar) per tahun dalam kontrak barunya nanti. Gelandang berusia 25 tahun diharapkan bisa menjadi deputi Luka Modric akan berusia 32 tahun pada September mendatang.

Sementara itu, James Rodriguez harus bersiap mengevaluasi klub-klub yang berminat untuk menampungnya jika akhirnya hengkang dari Real Madrid. Saat ini, beberapa klub top Inggris dan Italia sudah mengambil ancang-ancang untuk merebutkan tanda tangan James Rodriguez.

Source: 7up2