Monthly archives: May 2017

Final Liga Champions Juve vs Madrid Dilaksanakan Di Wales Kampung Halaman Gareth Bale

Final Liga Champions musim ini akan dihelat di Cardiff, Wales. Satu nama yang dielu-elukan adalah winger Real Madrid, Gareth Bale.

Sebab, Cardiff adalah kota kelahiran pemain berusia 27 tahun tersebut. Dia pun berpeluang mengangkat trofi Si Kuping Besar di kampung halamannya.

Jika hal itu terjadi, tentu gelar ini akan menjadi peristiwa yang sangat bermakna bagi Bale. Tapi, sebelum Bale, sudah ada beberapa pemain yang merasakan gelar juara Liga Champions di tanah kelahiran, seperti dikutip The Sun.

1. Enrique Mateos dan Miguel Munoz (Real Madrid)
Dua legenda Los Blancos ini lebih dulu merasakan juara Piala/Liga Champions di kampung halaman, Madrid. Bahkan, mereka merengkuh trofi di kandang sendiri, Santiago Bernabeu.

Final Champions 1956-1957, mempertemukan Fiorentina dan Madrid. El Real memenangkan trofi Champions kedua kalinya dengan mengalahkan La Viola (julukan Fiorentina) dengan skor 2-0.

2. Alex Stepney (Manchester United)
Stepney adalah penggawa Setan Merah yang menjadi bagian dari skuat MU yang memenangkan Piala/Liga Champions di Wembley, London. MU mengalahkan Benfica dengan skor 4-1. Kiper MU ini lahir di Surrey, London.

3. Angelo Di Livio (Juventus)
Musim 1995-1996, Juventus meraih trofi Liga Champions keduanya. Laga final melawan Ajax Amsterdam dihelat di Olimpico, Roma.

Saat itu Juventus memiliki pemain yang lahir di kota Roma. Dia adalah Angelo Di Livio, dari 13 pemain Juventus yang berasal dari Italia, hanya Di Livio yang lahir di Ibu kota.

4. Nicolas Anelka (Real Madrid)
Anelka menjadi bagian dari skuat Real Madrid juara Liga Champions 2000. Final yang dilangsungkan di Stade de France, Paris, Madrid melawan sesama tim Spanyol, Valencia.

Di akhir laga, Anelka cs menjadi juara berkat kemenangan 3-0. Gol kemenangan Madrid dicetak Fernando Morientes, Steve McManaman dan Raul Gonzalez.

Source: 7up2

Final Liga Eropa, Ajax vs Man United 25 Mei 2017

Ajax Amsterdam berhasil memastikan satu tiket ke final Liga Europa 2016-2017 meski pada leg 2 semifinal dihancurkan Olympique Lyonnais dengan skor 1-3 di Stadion Parc Olympique Lyonnais, Kamis (11/5/2017).

Wakil Belanda itu tetap lolos berkat keunggulan 5-4 secara agregat.

Bermain di hadapan publik sendiri, Lyon tampil sedikit lebih mendominasi. Les Gones memiliki 57 persen penguasaan bola di sepanjang laga.

Jumlah penguasaan bola tersebut juga sukses dikonversi Lyon menjadi banyak peluang. Total ada 24 tembakan yang delapan di antaranya on target.

Akan tetapi, Ajax juga tidak tampil buruk. De Godenzonen yang hanya memiliki 44 persen penguasaan bola juga mampu menciptakan 16 peluang dengan tiga sepakan tepat sasaran.

Bahkan, Ajax mampu mencetak gol terlebih dahulu pada menit ke-27 melalui Kasper Dolberg.

Striker belia berusia 19 tahun asal Denmark itu sukses mencongkel bola dengan indah untuk memperdayai kiper Lyon, Anthony Lopes.

Gol tersebut juga membuat Dolberg menjadi pemain muda tersubur di Liga Europa dengan enam gol menyamai rekor yang pernah ditorehkan striker Athletic Bilbao, Iker Muniain.

Tertinggal 0-1 atau 1-5 secara argegat ternyata tidak membuat Lyon patah semangat. Para pemain Les Gones seakan mendapat angin segar untuk mencetak gol.

Namun, gol yang Lyon nantikan baru tercipta jelang babak pertama usai atau menit ke-45 melalui eksekusi sepakan 12 pas.

Penalti tersebut dieksekusi dengan baik oleh Alexandre Lacazette, yang dijatuhkan Matthijs de Ligt di area terlarang.

Waktu yang tersisa pada babak pertama sudah menipis, Lyon justru berbalik unggul. Lacazette sukses mencetak gol kedua setelah menerima bola di mulut gawang hasil umpan silang Nabil Fekir pada menit ke-45+1.

Pada babak kedua, Lyon tampil semakin bersemangat. Beberapa peluang emas berhasil mereka ciptakan, tetapi terbentur oleh penyelesaian akhir yang tidak maksimal.

Baru pada menit ke-81, Stadion Parc Olympique Lyonnais kembali bergemuruh setelah umpan lambung matang Maciej Rybus erhasil disambut tandukan oleh Rachid Ghezzal yang gagal diantisipasi kiper Ajax, Andre Onana.

Peluang Lyon untuk mencetak gol keempat demi menyakaman kedudukan secara agregat semakin besar setelah pada menit ke-84 Ajax harus bermain dengan 10 orang.

Bek Nick Viergever melakukan pelanggaran terhadap Fekir yang membuatnya diganjar kartu kuning kedua.

Namun, Lyon gagal memanfaatkan kesempatan tersebut. Meski mendapat beberapa peluang emas jelang laga berakhir, gol keempat yang mereka cari tidak kunjung lahir yang membuat Ajax berhak lolos ke final.

Keberhasilan ini merupakan kali kedua bagi Ajax tampil dalam partai final Liga Europa.

Terakhir kali De Godenzonen tampil pada partai puncak saat menjuarai kompetisi yang dulu bernama Piala UEFA itu pada 1992.

Terakhir kali raksasa Belanda itu tampil di final kompetisi antarklub Eropa terjadi pada 1995 saat menjuarai Liga Champions.

Pada partai final, Ajax akan menantang Manchester United yang juga sukses memastikan diri lolos setelah menyingkirkan wakil Spanyol, Celta Vigo, berkat keunggulan 2-1 secara agregat.

Source: 7up2

Real Madrid Bersiap Jadikan Eden Hazard Pemain Termahal Dunia

Real Madrid berencana mengajukan penawaran untuk bintang Chelsea, Eden Hazard. Los Blancos bakal menjadikan Hazard sebagai pemain termahal dunia.

Seperti dilansir The London Evening Standard, Real Madrid menghargai tinggi kualitas gelandang serang internasional Belgia tersebut. 100 juta pounds dinilai banderol yang layak untuk Hazard.

Hazard masuk daftar pemain yang paling diinginkan pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane. Pemain berusia 26 tahun itu akan melengkapi kekuatan lini tengah Los
Blancos bersama Toni Kroos dan Luka Modric.

Presiden Real Madrid, Florentino Perez, siap membayar mahal demi mendaratkan Hazard. Perez berambisi Real Madrid kembali menjadi klub yang memegang rekor pemain termahal dunia.

Seperti diketahui, rekor pemain termahal di dunia saat ini masih dipegang Paul Pogba. Harga Pogba ketika dibeli kembali Manchester United dari Juventus menyentuh 89 juta pounds.

Tapi, Chelsea sendiri masih sangat membutuhkan servis Hazard. Klub asal London Barat tersebut tidak akan menjual Hazard bila belum mendapat pemain pengganti yang sepadan.

Source: 7up2

Final Liga Champion, Juventus vs Real Madrid, 3 Bek vs 4 Bek

Juventus akan menghadapi juara bertahan Real Madrid di final Liga Champions 2016/17. Giuseppe Bergomi memberikan pandangannya tentang partai pemungkas yang akan digelar di Cardiff pada 3 Juni mendatang ini.

Menurut mantan kapten Inter Milan itu, Juventus pantas diunggulkan. Terkait strategi yang akan dipakai oleh pelatih Massimiliano Allegri, itu bakal tergantung pada siapa yang diturunkan oleh Zinedine Zidane nanti, Isco atau Gareth Bale.

Bale berpeluang pulih tepat waktu untuk final ini. Namun, Isco yang kerap tampil brilian musim juga sangat pantas diperhitungkan. Jika Zidane menurunkan Isco, Bergomi memperkirakan kalau Allegri bakal memakai skema tiga bek. Jika Bale yang main, Allegri bakal memakai empat pemain di belakang.

“Juve sedikit diunggulkan melawan Real. Mereka tim yang matang, seimbang dan mampu mendikte ritme permainan. Bianconeri seperti bunglon, tahu kapan saatnya menyerang dan kapan waktunya bertahan,” kata Bergomi kepada Sky Sports, seperti dikutip TuttoJuve.

“Melawan Monaco, mereka sempat tertekan di awal, tapi kemudian menemukan pijakan dan mendominasi pertandingan. Allegri adalah seorang ahli strategi. Pertahanan Juventus lebih kuat daripada Real, tapi jangan lupa kalau tim Spanyol in tahu bagaimana caranya meraih kemenangan.”

“Real memiliki strategi ofensif. Dua full-back mereka bisa naik begitu tinggi, sedangkan Kroos dan Modric mampu bermain melebar untuk menambah variasi serangan.”

“Faktor Isco-Bale bakal sangat krusial. Tak mudah (bagi Zidane) meninggalkan mantan pemain Tottenham itu. Namun, Allegri tahu caranya menghadapi kedua situasi ini. Dengan Isco, saya melihat dia akan memakai tiga bek. Dengan Bale, kembali ke empat bek,” imbuh Bergomi.

Di Liga Champions musim ini, Bale telah menyumbang dua gol dan satu assist untuk Madrid. Winger Wales itu absen dalam tiga partai terakhir Madrid di Liga Champions akibat cedera. Dia berharap bisa pulih saat Madrid menghadapi Juventus di tanah kelahirannya.

Isco baru mencetak satu gol di Liga Champions musim ini. Namun, satu gol itu dicetaknya ke gawang Atletico Madrid di semifinal leg kedua, yang terbukti krusial meloloskan Madrid ke final. Selain itu, performa apiknya di La Liga juga membuat Isco pantas diperhitungkan untuk jadi starter.

Source: 7up2

Deretan Klub Raksasa Eropa yang Gagal Dapat Gelar Juara Musim Ini

Punya kekuatan uang besar dan sejarah tak menjamin sebuah klub akan sukses. Buktinya ada lima klub besar yang gagal total di liga masing-masing. Memasuki April dan Mei, beberapa pendukung mulai kehilangan harapan. Selain gagal di Liga Champions, tim kesayangannya juga melempem pada kompetisi domestik.

Tentu, hal ini sebenarnya kontras dengan kekuatan uang, serta performa dalam musim-musim sebelumnya. Padahal, di awal musim mereka merupakan kandidat utama dalam perebutan gelar.

Lantas, siapa saja klub yang gagal total itu?

5. Manchester City (Liga Inggris)

Dana 174 juta pounds telah diinvestasikan Manchester City di bursa transfer 2016. Skuat tersebut melewati perombakan besar untuk memberi Pep Guardiola kesempatan terbaik berkompetisi di Liga Inggris.

Pemain yang datang pun tak main-main. Mereka adalah John Stones (£ 47.5m), Leroy Sane (£ 37m), Ilkay Gundogan (£ 20m), Claudio Bravo (£ 15,4m) dan Nolito ( £ 13,8 m). Gabriel Jesus (27 juta poundsterling) juga tiba di bulan Januari untuk meningkatkan pilihan serangan mereka.

Sebenarnya, Guardiola memulai dengan baik dengan memenangkan enam pertandingan pertama dan bertahan selama 10 pekan di puncak. Namun, kemudian musim mereka mulai runtuh.

Bravo bahkan bukan kiper yang layak dibandingkan dengan Joe Hart yang telah dibuang. Sergio Aguero harus berjuang keras untuk mendapatkan tempat utama bersama Guardiola sampai akhirnya Gabriel Jesus mengalami cedera.

Guardiola sendiri dikejutkan dengan gaya bermain di Inggris. Gaya pressing yang tinggi sulit diterapkannya. “Bola lebih banyak di udara daripada rumput,” ungkap Guardiola.

4. Paris Saint-Germain (Ligue 1)

Setiap klub di Eropa akan senang bisa memenangkan dua gelar domestik, dan masih dalam peluang dalam perburuan gelar. Penggemar Paris Saint-Germain telah melihat semuanya. Tidak ada tim lain di Prancis yang mendekati gelar juara selain PSG.

Namun, musim ini telah jadi mimpi buruk. AS Monaco, yang pernah menjadi pemasok pemain mereka malah bisa melejit. Klub itu kini ada di puncak klasemen dengan satu pertandingan lagi jadi juara.

Kepergian Zlatan Ibrahimovic memiliki efek. Meskipun masih ada Edinson Cavani mereka nyatanya tak berkutik di tangan Barcelona pada perempat final Liga Champions.

Setelah menandatangani Julian Draxler, Grzegorz Krychowiak, Goncalo Guedes dan Jese (semuanya punya harga berkisar antara € 25m sampai € 40m), mereka memiliki skuat yang lengkap untuk berjaya di Eropa. Sayangnya, hal itu tidak pernah terjadi.

3. Bayer Leverkusen (Bundesliga)

Ketika musim 2016-17 berlangsung, Bayer Leverkusen berada di Liga Champions setelah menyelesaikan musim di urutan ketiga musim lalu. Sebenarnya, itulah satu-satunya kompetisi di mana mereka terkesan di babak penyisihan grup sebelum takluk di babak 16 Besar dari Atletico Madrid.

Di Bundesliga, mereka tidak pernah berhasil memenangkan lebih dari dua pertandingan berturut-turut musim ini. Mereka hanya memenangi 10 pertandingan dan kalah 15 kali. Dengan dua pertandingan lagi, Leverkusen tertinggal tiga poin karena harus bermain playoff melawan degradasi.

Mereka memiliki banyak masalah. Javier ‘Chicharito’ Hernandez telah kehilangannya bentuk permainannya karena berbagai cedera. Dia hanya mencetak 10 gol musim ini dibanding 17 musim lalu. Namun, 10 gol juga merupakan yang tertinggi di skuat mereka.

Sebenarnya, Leverkusen adalah klub yang secara teratur lolos ke Liga Champions. Sekarang mereka hanya berharap dapat bertahan di Bundesliga.

2. Inter Milan (Serie A)

Lewatlah sudah hari-hari dominasi Inter Milan di Italia dan Eropa sejak memori indah 2010 lalu. Klub tersebut kini menjadi hanya jadi penggembira di Serie A.

Meski melakukan investasi besar di skuat musim ini, Inter kini berada di posisi ketujuh dengan tiga laga tersisa. Bermain di Liga Champions adalah mimpi yang jauh bagi mereka. Sebanyak 21 poin di bawah tempat ketiga yang diisi Napoli, jelas tidak ada dalam rencana mereka.

Pengeluaran terbesar membuat mereka menghabiskan dana untuk Joao Mario (€ 40m), Gabriel Barbosa (€ 30m) dan Antonio Candreva (€ 22m). Stevan Jovetic (€ 13.5m) juga tiba musim panas lalu, namun dipinjamkan ke Sevilla pada Januari kemarin.

Frank de Boer, yang telah memenangkan empat gelar Eredivisie bersama Ajax, juga ditunjuk sebagai manajer, namun bertahan hanya sampai Oktober, saat Inter duduk di peringkat ke-12.

Stefano Pioli mengambil alih dan sempat membawa mereka ke posisi keempat. Tapi menjalankan tujuh laga tanpa kemenangan, termasuk lima di antaranya kalah, membuatnya dipecat pada Selasa (9/5) kemarin.

Mauro Icardi dan Ivan Perisic sebenarnya tampil hebat dengan masing-masing 24 gol dan 10 gol. Namun, jika mereka tidak melihat adanya perubahan dalam ambisi klub, keduanya bisa cabut.

1. Leicester City (Liga Inggris)

Betapa cepat dongeng bisa berubah menjadi mimpi buruk. Setelah berhasil mengangkat gelar Premier League musim lalu, banyak yang mengharapkan Leicester City setidaknya bersaing untuk meraih tempat di Liga Champions musim ini.

Namun kenyataan malah berbanding terbalik. The Foxes hampir tidak bermain seperti layaknya tim juara. Claudio Ranieri tampaknya telah kehilangan sentuhan magis saat pemain seperti Jamie Vardy dan Riyad Mahrez melempem jauh dibanding musim lalu.

Tentu saja, penjualan N’Golo Kante ke Chelsea memengaruhi struktur tim. Tapi kehilangan satu pemain tidak memecah seluruh tim. Pemecatan Ranieri tampak tak terelakkan dan klub tersebut berhasil mengubah nasib di bawah Craig Shakespeare.

Sisi positifnya, mereka tampil dalam Liga Champions dengan cukup gemilang lantaran tak ada tim Inggris yang mencapai perempat final dalam musim pertama di Eropa. Banyak mengatakan bahwa musim lalu adalah masa lalu, kini Leicester kembali ke habitatnya.

Source: 7up2

Gara-Gara Rumor Pindah Barca, Philippe Coutinho Jadi Sasaran Vandalisme

Gelandang Liverpool, Philippe Coutinho, diberitakan Daily Mail, Rabu (10/5/2017), menjadi sasaran aksi vandalisme setelah mobil mewahnya dirusak oknum tak dikenal, di area parkir dekat Stadion Anfield.

Philippe Coutinho memarkir mobil Porsche miliknya tersebut untuk menghadiri acara malam penghargaan di Hotel Hilton, Liverpool, Inggris, Selasa (9/5/2017) waktu setempat.

Philippe Coutinho didapuk sebagai pemain terbaik Liverpool musim 2016-2017. Sang pemain menerima penghargaan itu karena mampu berkontribusi maksimal, dengan mencetak 11 gol dan delapan assist dari 34 penampilan di berbagai kompetisi.

Philippe Coutinho has his car window smashed while attending the end of season Liverpool FC awards, at Anfield.  (STRICTLY NO ONLINE USE)  (STRICTLY NO BYLINE)  (MINIMUM £300 FOR UK NEWSPAPERS)  (EXCLUSIVE ALL ROUND)

Akan tetapi, momen historis Philippe Coutinho itu ternoda setelah mobilnya mengalami kerusakan. Diberitakan Daily Mail, seorang fotografer melihat aksi pelemparan batu ke arah kaca mobil yang harganya ditaksir mencapai 60.000 poundsterling (Rp 1,03 miliar) tersebut.

Sayangnya, tersangka pelemparan batu itu tidak berhasil ditangkap karena langsung berlari meninggalkan lokasi kejadian. Pihak kepolisian daerah setempat kabarnya sedang melakukan penyelidikan untuk menangkap pelaku.

Aksi ini diduga karena ada oknum suporter Liverpool yang kecewa dengan sikap Philippe Coutinho. Pemain Brasil itu santer diberitakan akan merapat ke Barcelona pada bursa transfer musim panas 2017.

Source: 7up2

Bali United Tunjuk Widodo Cahyono Putro Jadi Pelatih Baru

Bali United menunjuk Widodo Cahyono Putro sebagai pelatih baru menggantikan Hans Peter Schaller yang dipecat. Mantan pelatih Sriwijaya FC itu resmi dikontrak Bali United sampai Desember 2017 mengarungi Liga 1.

“Kami memilih Widodo karena memiliki kesamaan visi dengan kami dari manajemen Bali United,” katanya CEO Bali United Yabes Tanuri, Rabu, 10 Mei 2017.

Setelah melepas Hans Peter Schaller, Bali United sementara ditangani oleh asisten pelatih Eko Purdjianto. Walhasil sentuhan Eko berhasil memborong dua kali kemenangan dalam laga tandang dan kandang, saat menghadapi Persela 1-0 dan Semen Padang 2-0.

Namun nasib baik tak berpihak pada Bali United ketika bertandang menghadapi Mitra Kukar di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Kalimantan Timur, Rabu, 10 Mei 2017. Bali United dipermalukan tim tuan rumah 1-2.

Ihwal hasil tersebut, Yabes tetap mengapresiasi kerja keras Eko Purdjianto. “Coach Eko saat ini belum memiliki lisensi yang memenuhi syarat sebagai seorang pelatih kepala di tim kasta tertinggi sepak bola Indonesia,” ujar Yabes.

Walaupun gagal membawa kemenangan ketiga bagi Bali United, Eko pun tidak ingin larut dalam kesedihan. “Kami siap melupakan hasil ini dan fokus di pertandingan berikutnya,” katanya.

Selanjutnya Eko akan mendampingi Widodo Cahyono Putro untuk melatih Bali United. Eko pun mengapresiasi kehadiran Widodo dalam skuad Bali United.

“Tidak bisa (pelatih) menyulap pemain langsung bagus. Pelatih harus tahu karakter pemain,” ujarnya.

Widodo Cahyono Putro merupakan pelatih kelahiran Cilacap, Jawa Tengah 8 November 1970. Saat masih aktif sebagai pemain sepak bola Widodo adalah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Gol spektakuler ke gawang Kuwait yang ia cetak saat ajang Piala Asia 1996 sangat berkesan bagi pencinta sepak bola Indonesia.

Saat menjadi pelatih, Widodo pernah melatih Persela Lamongan, Persegres. Sriwijaya FC adalah tim yang dia latih sebelum berlabuh ke Bali United. Saat kompetisi Indonesia Soccer Championship 2016, Widodo sukses membawa Sriwijaya FC mengakhiri kompetisi di peringkat lima.

Source: 7up2

Inter Milan Mencari Pelatih Baru, Conte atau Simeone?

Stefano Pioli disebut terkejut dengan kabar pemecatan dirinya sebagai pelatih Inter Milan, Selasa (9/5/2017). Demikian dikatakan agennya, Bruno Satin.

Keputusan tersebut diambil manajemen Inter Milan setelah klub cuma meraup dua poin dari sepuluh pertandingan Serie A.

Meski baru menjabat selama 182 hari, Pioli pun menjadi korban dari serangkaian hasil negatif I Nerazzurri, julukan Inter Milan.

“Pelatih sangat kecewa. Buat Pioli, ini adalah sebuah kejutan. Dia tidak pernah membayangkan bakal dipecat, begitu juga saya,” tutur Satin.

Vonis pemecatan diberikan kepada Pioli setelah Inter Milan menyisakan tiga pertandingan di Serie A – kasta teratas Liga Italia. Mauro Icardi cs dijadwalkan melawan Sassuolo, 14 Mei 2017, Lazio, 21 Mei 2017, dan Udinese, 28 Mei 2017.

Untuk tiga pertandingan tersebut, kekosongan di kursi pelatih bakal diisi Stefano Vecchi dari tim Primavera.

“Pioli masih ingin mencoba. Dia sangat berhasrat melanjutkan pekerjaannya bersama Inter Milan. Namun, saya tidak bisa mengatakan lebih banyak lagi,” ucap Satin.

Seiring pemecatan Pioli, Inter Milan diwartakan tertarik merekrut Diego Simeone sebagai pengganti. Pemilik nama terakhir terikat kontrak dengan Atletico Madrid hingga 30 Juni 2018.

Source: 7up2

Alvaro Morata Menolak Uang Rp2,5 T Dari Klub Liga Super China

Penyerang Real Madrid, Alvaro Morata, mengaku tak tergiur tawaran bayaran mahal dari klub kaya asal China. Menurut media Inggris, Metro, sebuah klub yang berkompetisi di China Super League menawari Morata Rp2,5 triliun untuk kontrak selama 5 tahun.

Klub asal China yang tak disebutkan namanya itu bersedia menggaji Morata £29,4 juta tiap tahunnya untuk kontrak selama lima tahun. Artinya, total gaji yang masuk kontrak itu berjumlah £147 juta atau setara Rp2,5 triliun.

Sumber anonim Metro mengklaim bahwa Morata tak tergiur dengan tawaran gaji selangit itu. Morata disebut-sebut tak betah lagi di Madrid karena jarang menjadi starter dalam skuat Zinedine Zidane itu.

Manajer Chelsea, Antonio Conte, yang pernah membawa Morata dari Madrid saat menukangi Juventus berminat kembali memakai jasa striker produktif itu. Morata mencetak 20 gol dalam 39 laga bersama Los Blancos musim ini.

Lantas, bersediakan Morata pindah ke Stamford Bridge setelah dikabarkan menolak tawaran kontrak mahal dari klub China?

Source: 7up2

Tubuh Seksi Jennifer Bachdim Buat Penggemar Berfantasi

Istri pesepakbola Irfan Bachdim, Jennifer Bachdim, dikenal sebagai wanita cantik nan seksi. Gaya serta pose-pose sensualnya selalu jadi perhatian di jagat media sosial.

Sejumlah aktivitas bergairah pun senantiasa menghiasi lini masa akun Instagram pribadi ibu dua putri tersebut. Kesan sporty dan penuh pesona kian menambah daya pikatnya sebagai sosok populer.

Setelah aksi olah tubuh wanita keturunan Jerman tersebut mendadak ramai disebut, kini hal serupa kembali jadi buah bibir para netizen di akun @jenniferbachdim beberapa waktu lalu.

Tampil bugar dan bertenaga, Jannifer seolah makin menggemari perannya sebagai salah satu brand ambassador produk apparel ternama.

Wanita 30 tahun itu tanpa canggung mempraktekan gerakan-gerakan jogging dan kebugaran tubuh. Hasilnya, adegan-adegan ringan tersebut pun cukup menarik dijadikan sebagai video tutorial para wanita muda untuk berolahraga.

Hampir 600 ribu kali lebih tayangan video komersialnya telah disaksikan para netizen. Tak ayal, dari rekaman aksinya itu nama Jennifer pun kian diperbincangkan di pentas hiburan Tanah Air.

 

Source: 7up2